Tatapan Mata si Anak Gadis


Dan dua kado terindah itu....datang silih berganti...

--------------------------------------------------------------------

"The baby is no good, did you eat last night?"
(Bayi anda dalam keadaan tidak baik, apa anda tidak makan tadi malam?)

Batinku ketar-ketir mendengar penuturan suster yang menangani pembukaan jalan lahir untuk buah hati ketigaku. Ditengah rasa sakit yang mendaki menuju klimaks, kabar ini sempat membuatku down. Bunyi jantung bayi di elektrokardiograf disebelahku memang terdengar lemah. Suster memberikan masker oksigen dan membimbingku untuk memakai masker tiap kali terasa sakit. Masih pembukaan tujuh. Kuhitung detik demi detik jam dinding dihadapanku yang terasa bergerak amat lamban. Tak henti aku berzikir dalam hati, berdoa agar bayiku baik-baik saja. Persalinannya cepat dan lancar.

Tiga kali kontraksi, tiba-tiba suster melepas masker oksigenku, mengecek pembukaan jalan lahir dan dengan sigapnya, ia mendudukkanku diatas kursi roda. Antara sadar dan tidak, aku dibawa keruang persalinan dan dibaringkan diatas tempat tidur khusus. 

"Its Cold, Very Cold Sister."
(Dingin, sangat dingin, suster)

Suster menyelimuti bagian atas tubuhku dengan cepat. Aku merasa tidak tahan lagi dan ingin mengejan. Tergopoh dokter pun datang. Segera setelah itu dengan sekali dorongan, bayiku keluar. Dokter meletakkan bayiku diatas perutku,

"Bint...Baby Girl"
(Perempuan...Bayi perempuan)

Laksana diselimuti kehangatan matahari pagi...kabar itu datang menghampiriku...
Tatapan bayiku...tatapan anak gadisku...kilau bening matanya saat pertama kali melihatku...akhirnya kudapatkan...

--------------------------------------------------------------------

Dua tahun minus empat bulan sebelumnya, ketika usia kehamilan anak keduaku menginjak usia lima bulan, dokter kandungan mengabarkan janin yang kukandung adalah perempuan. Betapa girang hatiku. Serta merta kukabarkan ibuku dan dengan kalap mata kupesan baju-baju bayi dan anak perempuan di online shop. Anak pertamaku laki-laki dan aku ingin sekali memiliki anak perempuan setelahnya. Begitulah manusia, ketika diberikan sesuatu ingin mendapatkan yang lain agar terasa lengkap. Hal itu menjadi lumrah apabila tidak diekspresikan dengan bentuk pemaksaan diri secara berlebihan. Sebulan setelahnya, dokter mengatakan janinku adalah laki-laki. Ada rasa kecewa di dalam dada, namun berita ini tetap kuterima dengan bahagia. Anak adalah anugrah, dan sepatutnya selalu disyukuri.

Dan hari ini, impianku tercapai, bayi perempuan kini bisa kudekap. Kuberikan nama "anak gadis" sebagai panggilan sayang. Kelahirannya menjadi kejutan yang tidak disangka-sangka, karena pada masa kehamilanku, jenis kelamin janin selalu tidak terlihat ketika di USG, Bahkan aku sampai tidak berani membeli atribut khusus berwarna pink untuk bayi perempuan. Hanya memanfaatkan baju bayi bekas abangnya yang masih layak pakai.

Belum sampai disini, kado terindah selanjutnya pun datang. Kejutan kecil setelah kejutan besar. Sebuah buket bunga  cantik dibawakan suamiku ketika jam berkunjung besok siangnya. Bukan bunganya saja yang membuatku terharu tapi makna didalamnya. Aku terharu karena dia ingat perkataan selintas ketika kami berjalan mengitari bangunan rumah sakit sembari menunggu kontraksi pembukaan jalan lahir bertambah. Sambil menahan perih di perut, iseng saja aku berkata ingin mendapat buket bunga setelah melahirkan. Aku sama sekali tidak berharap impian kecilku ini terpenuhi, tapi siapa sangka ia menganggap serius perkataanku. Dan buket bunga itu pun terpampang dengan manisnya disamping tempat tidurku.





--------------------------------------------------------------------
.



2 comments:

Pungky Prayitno said...

Hai Mak...

Makasih banget yaa sudah ikutan Giveaway Kado Terindah. Semoga menang! :D

Salam,
Pungky

Dapur Comel Selma said...

makasi juga udah diizinkan ikutan ya mak
selamat ya mak GA nya sukses