Haji Islam, alhamdulillah ya Rabb



Bismillah
Alhamdulillah atas nikmatMu ya Allah akhirnya saya dapat melaksanakan haji juga. Haji islam atau haji perdanaku. Sebelumnya mengalami kegagalan di tahun yang lalu. Saya tidak bisa haji karena tasrih atau izin haji tidak keluar. Untuk mengikuti hamlah atau travel pun yang menjanjikan tasrih keluar sudah terlambat. Alhamdulillah tahun ini saya berkesempatan melaksanakan rukun islam yang kelima ini. (Postingan ini tidak dimaksudkan untuk riya atau pamer saya pernah haji. Tidak sama sekali. Tapi untuk sekedar berbagi mana tahu kawan ingin melaksanakan haji harus mempersiapkan segalanya secara matang, fisik dan mentalnya. Karena memang semuanya diuji. Supaya teman-teman dapat mengambil faidah serta ibroh dari kisah saya).
Hamil pun tak mengapa, keinginan untuk haji sudah begitu mengakar. Alhamdulillah adekku yang laki-laki berkenan menemani. Sehingga anak-anak bisa ditinggal di rumah bersama abinya. Kebayang bagaimana repotnya membawa krucil pergi haji. Membawa badan sendiri saja lumayan melelahkan.
Dan ternyata betul, saya tidak menampik betapa nikmatnya pergi haji itu. Bagaimana saya merasa dekat dengan Allah. Bermunajat, berdoa di padang arafah dan di ka’bah serta tempat mustajab lainnya. Tetapi cobaan saya memang terdapat pada tubuh saya yang tidak kuat berjalan jauh, mudah lelah dan kandungan selalu tegang. Saya tidak bisa memaksakan badan karena khawatir akan keselamatan dede bayi. Apalagi banyaknya berjalan kaki selama haji. Teman setenda dan seperjalanan pun ada seorang ummahat tapi berbeda dengan saya, beliau full didorong oleh suaminya dengan kursi roda. Jadinya ibadah seperti melempar jumroh saya wakilkan kepada adik, saya hanya sekali melempar jumrohnya. Dan alhamdulillah sai saya pun didorong adik dengan kursi roda.
Haji itu nikmat, dan menguji kesabaran. Kesabaran kita benar-benar diuji. Sabar dari segala emosi yang melanda. Dikarenakan padatnya manusia yang pergi haji. Tanda haji yang mabrur adalah sesudah haji kita berubah ke yang lebih baik, mudah-mudahan saya pun bisa demikian.

Pertama kali kami berangkat dari madinah bersama rekan teman zauji dan istrinya menggunakan taxy. Setelah sampai di masjidil haram, kami langsung tawaf qudum. Cukup antri sekali plus gerakan saya yang lambat sehingga cukup memakan waktu. Saya tidak bisa tawaf dilantai dasar dekat ka’bah karena full dan takut tergencet, sedang lantai kedua harus antri dan ditutup sana sini. Setelah antri menunggu, kami (saya dan adik)pun tawaf dilantai dua. Kami tidak melakukan sai karena sainya diakhirkan saja setelah thawaf ifadhah karena kami mengambil niat haji qiran.
Selesai tawaf ternyata kami harus menunggu rombongan travel yang masih saja belum tiba. Ada kesalahan dimana komunikasi tidak terjalin baik sehingga kami harus menunggu rombongan semalaman menginap dipelataran harom. Menginap di hotel seribu bintang, nikmat juga hitung-hitung pengalaman, hehehe. Yang agak ribet ketika harus bolak balik ke kamar mandi karena saya selalu pipis dikarenakan hamil ini.

Setelah rombongan datang, hampir ashar keesokan harinya kami baru tiba di tenda mina. Langsung terkapar, perut pun mulai menegang karena kelelahan. Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Walaupun capek, dede bayi masih rajin bergerak, sehingga berkuranglah rasa khawatir di hati.
Selanjutnya esoknya wukuf di arofah, inilah pengalaman yang indah dan sekaligus iman kita semua diuji. Seharian kita berdoa, bermunajat dan menundukkan diri kepada Allah di padang arofah(sebenarnya di dalam tenda di padang arofah). Sorenya masyaAlloh ramai sekali sehingga mengantri berjalan kaki untuk ke stasiun kereta listrik ke muzdhalifah. Subhanalloh yang sunnahnya shalat maghrib di muzdhalifah karena antri dan macetnya jadi sampai di muzdhalifah tengah malam. Kelelahan saya mencapai puncaknya ketika harus tegak berjalan mengantri berjam-jam hingga ke stasiun, hampir saja saya pingsan kala itu. Alhamdulillah sampai juga saya di muzdhalifah dan beristirahat.
Besoknya melempar jumroh aqobah saya pun minta diwakilkan adik, setelah itu tahallul pertama, lega sudah terasa, prosesi haji selesai setengahnya. Hari demi hari sampai tanggal 13 zulhijjah kami lalui di tenda di mina. Hanya sekali saya dapat melempar jumroh pada tanggal 12. Selebihnya diwakilkan adik. Kemudian tanggal 13 berangkatlah kami ke makkah.
Sesampai di makkah memang masjidil haram bertambah ramai. Inginnya tawaf di lantai dua seperti kemarin tapi ditutup. Tawaf dilantai tiga bersama para jemaah yang didorong kursi roda, subhanalloh antrinya bukan main. Akhirnya kami pun tawaf di lantai paling atas. Sangat jauh memutarnya karena memang semakin keatas putarannya semakin melebar. Tapi alhamdulillah saya menikmatinya, tawaf sambil berdoa, sesekali beristirahat minum air zamzam, dan tanpa terasa selesailah putaran ketujuh. Selesai tawaf, adik saya membawa kursi roda yang dia sewa, hampir menetes air mata saya, akhirnya saya bisa didorong karena saya memang kelelahan, sementara kami harus mengejar waktu supaya tidak ditinggal rombongan untuk pulang ke madinah. Saya sangat terharu adik saya rela mendorong saya sai, padahal dia sudah sai sebelumnya. Alhamdulillah akhirnya selesai juga prosesi haji saya.
Kami pun berkumpul di bus dan kembali ke madinah. Terbayang di mata wajah comel dua anakku yang saya tinggal di madinah. Rindu teramat sangat. Hari-hari di mina, saya selalu teringat mereka berdua. Rasa rindu kepada mereka jauh melebihi rindu kepada zauji. Memang perasaan ibu kepada anak tidak tertandingi. Selama perjalanan pulang, ada rasa sedih bercampur senang. Sedih karena harus meninggalkan makkah, meninggalkan ka’bah dan haji cepat sekali selesai. Senang karena akan berjumpa buah hati tercinta.
Demikianlah sekelumit cerita haji islam saya, mudah-mudahan teman-teman dapat mengambil faidah dan yang belum melaksanakan juga mengetahui sedikit tidaknya bagaimana haji itu sebenarnya. Persiapkanlah ilmu, mental dan fisik dengan matang. Supaya teman-teman bisa melaluinya dengan lancar. Kepada teman-teman yang belum, saya doakan mudah-mudahan Allah memberikan rezeki dan kesempatan supaya bisa melaksanakan haji. Haji itu nikmat. InsyaAlloh. ^_^

No comments: