Welcome new "me"





Bismillah

Menguasai bahasa negeri tempat berdomisili merupakan suatu kelaziman bagi penduduk pendatang seperti saya. Seharusnya saya sudah fasih berbahasa arab, karena saya yang notabenenya berkediaman di negeri nabi, Madinah al munawwarah. Apalagi ini sudah tahun keempat sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di Madinah. Tapi apa mau dikata, jangankan fasih, untuk berbahasa arab harian saja, saya hanya bisa sepatah dua patah kata. Ada rasa malu dan miris di hati ini ketika melihat tidak adanya perbuahan yang signifikan dari "saya" di indonesia beberapa tahun yang lalu dengan "saya" yang sekarang.


Memang kesalahan tidak sepenuhnya berasal dari diri saya. Keadaan membuat saya sangat jarang keluar rumah. Otomatis interaksi dengan penduduk setempat pun juga jarang. Kalau kebetulan ke masjid nabawi atau berbelanja di baqolah (warung), barulah saya bisa sedikit-sedikit bercakap-cakap dengan "orang arab". Biasanya penduduk sini memakai bahasa arab "'amiyah" atau bahasa sehari-hari. Kalau diibaratkan seperti bahasa daerah di indonesia. Misalnya di pekanbaru (kampung halaman saya) yang bahasa daerahnya perpaduan bahasa melayu dan minang. Dan bahasa 'amiyah ini sangat jauh berbeda dengan bahasa fushah yang diajarkan di sekolah-sekolah di indonesia. Bahasa arab fushah adalah bahasa arab resmi. Biasanya dipakai untuk penulisan dan percakapan formal. Jadi walaupun memiliki latar belakang pendidikan yang mempelajari bahasa arab, tetap saja perlu beradaptasi dengan bahasa keseharian penduduk sini. Apalagi saya yang buta bahasa arab, tidak tahu menahu tentang bahasa arab bahkan yang dasar sekalipun, akan terasa lebih sulit untuk berbaur dengan percakapan penduduk setempat.


Namun hal ini tidak membuat saya lantas menyerah. Sekarang zaman sudah canggih. Internet sudah mudah untuk diakses dimana-mana. Ibu rumah tangga sekalipun sudah mahir mengotak-atik gadget dan menjelajahi dunia maya. Belajar pun tidak harus bertatap muka dengan sang pengajar. Jalan yang lebar membentang dihadapan kita, hanya bagaimana kita memanajemen perkembangan teknologi tersebut supaya menghasilkan sebanyak-banyaknya manfaat bagi diri kita. Termasuk belajar bahasa arab ini. Suatu ketika, di sebuah grup yang saya ikuti, saya menemukan sebuah program dasar untuk pemula. Tanpa fikir panjang saya mengikuti program ini. Para lulusan program ini memang diharapkan bisa berbahasa arab tulisan maupun lisan, jadi intinya, setelah menamatkan program ini, peserta didik akan bisa bercakap-cakap bahasa arab, menulis tulisan arab, bahkan membaca buku berbahasa arab. Tidak hanya itu saja, yang paling penting tentu saja bisa memaknai ayat-ayat Al-Qur'an yang kita sekalian tahu bahasanya adalah bahasa arab. 


Untuk menguasai bahasa arab, hendaknya kita mendalami sharaf dan nahwu yang merupakan perangkat utama dari bahasa arab. Akhirnya saya mencoba untuk memasuki program bahasa arab jenjang pertama yaitu program sharaf. Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan namun menantang (saya sedang hamil besar ketika mengikuti program ini, dan ditengah-tengah masa pembelajaran saya melahirkan ruqayyah, putri ketiga saya), akhirnya dalam minggu ini saya akan menamatkan program ini. Semenjak saya menekuni program sharaf sedikit demi sedikit terlihat perubahan dari diri saya. Saya yang dahulu buta dengan bahasa arab, sudah leluasa membuka kamus bahasa arab. Saya sudah hafal kata-kata harian dalam bahasa arab. Saya juga tahu perubahan kata tersebut. Yang paling utama, saya sudah bisa mengupas makna dalam Al-Qur'an walaupun sekedar menterjemahnya saja. Perubahan yang walaupun bagi sebagian orang tidaklah seberapa tapi sedikit tidaknya membuat saya puas. Ada rasa percaya diri yang tumbuh dalam diri saya dan keyakinan serta semangat bahwa saya akan bisa meraih impian saya.


Oh iya, sejauh ini saya belum mengutarakan impian saya bukan? Tapi sepertinya teman-teman sudah bisa menebak impian saya dari uraian saya diatas. Yup, impian saya adalah bisa berbahasa arab, berbicara dengan bahasa arab, membaca buku berbahasa arab (walaupun buku kategori ringan saja), dan bisa memaknai Al-Qur'an. Impian yang terdengar muluk? Tentu tidak, karena saya yakin dengan usaha maksimal, berdoa dan terakhir bertawakkal kepada Allah, impian apapun itu bisa tercapai. Harapan saya, dalam tahun ini sampai maksimal tiga tahun kedepan impian saya dapat terwujud. Untuk itu saya berencana menyelesaikan program yang saya ikuti dilanjutkan dengan mengikuti jenjang berikutnya, yaitu program nahwu dan belajar menterjemah buku bahasa arab untuk pemula bersama suami saya. 


Ada alasan lain mengapa meraih impian bukan sesuatu yang mustahil. Sebelumnya saya selalu memiliki impian yang saya resolusikan akan selesai dalam waktu tertentu. Contohnya impian saya tahun lalu yaitu menerbitkan buku tentang hobi memasak saya. Walaupun buku yang terbit bukanlah buku solo, tapi setidaknya impian saya sudah tercapai meskipun tidak seratus persen. Kemudian masih di tahun lalu, impian saya haji dan wukuf di padang arofah. Alhamdulillah impian ini pun terwujud. Ada peluh di setiap jalan meraihnya, ada doa di setiap usaha, dan ada dukungan serta kerjasama dari yang terkasih di setiap langkah menuju impian. 
Alhasil tiap kali impian itu dapat terwujud, ada terselip rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Memang jalan untuk meraih impian saya ini tidaklah ringan. Saya ibu rumah tangga yang cukup sibuk dengan aktivitas rumahan yang memakan banyak tenaga, waktu dan fikiran. Walaupun rutinitas sehari-hari seperti memasak, mencuci, mencuci piring dan lainnya kelihatan sepele, tapi itu harus dikerjakan setiap hari tanpa hari libur. Belum lagi tiga bocah cilik (yang terakhir baru berusia dua minggu) yang harus diurus dari makan, mandi hingga tidur di malam hari. Selain itu saya juga harus menyisihkan waktu untuk hobi saya memasak dan menulis blog. Untuk itu, setiap harinya saya harus membuat daftar aktivitas yang akan saya lakukan agar tidak ada yang ketinggalan. Rencana harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Memang tidak sampai memaksakan diri tapi usaha maksimal itu perlu. Agar sedikit demi sedikit impian saya dapat tercapai. Membangun impian tentu saja tidak mudah tapi walaupun sulit harus dilakukan, bukan? Kita tidak boleh hanya menjadi seorang pemimpi yang berangan-angan kosong tanpa berusaha. Karena usaha itu merupakan hal yang harus dilaksanakan. Meskipun usaha tidak menjamin impian itu akan berhasil, karena ada takdir yang juga menentukan. Dan pasrah dengan keadaan diri bukanlah sifat seorang pejuang mimpi. Kita harus optimis dalam meniti jalan hidup. Memiliki impian melatih diri untuk maju. Karena setiap usaha kita meraih impian itu, membuat diri kita semakin terasah untuk menjadi lebih baik. 


Sudah pasti ada rintangan dalam menjalin sebuah impian. Seperti saya kemukakan sebelumnya, dalam meraih impian saya ini (bisa berbahasa arab) dan barangkali untuk impian teman-teman juga memerlukan hal yang sama yaitu tenaga, waktu dan fikiran. Ketiga komponen ini harus berpadu dengan seimbang supaya impian itu bisa terbangun dengan baik sedikit demi sedikit. Nah, seringkali salah satu komponen itu "ngambek" di tengah perjalanan. Misalnya ketika saya memiliki waktu yang cukup dan fikiran yang tenang, terkadang tenaga yang sudah habis atau badan ini sedang tidak fit. Atau ketika saya sedang sehat dan fikiran saya fokus, waktu saya yang tidak cukup menyelesaikan program harian yang sudah disusun. Belum lagi kadang ada "accident" yang terjadi yang biasanya ada sekali dua kali dalam sebulan.
 Nah, adanya rintangan-rintangan ini tidak boleh lantas membuat kita berputus asa, down dan ragu dengan kemungkinan meraih impian. Kita tidak boleh cepat menyerah. Karena semangat juga merupakan kunci utama dalam meraih impian. Impian tidak bisa diraih oleh pribadi yang malas dan "melempem". Maka ayo bersama-sama kita ciptakan pribadi yang baru. Welcome new "me". Selamat datang pribadi saya yang baru, dan selamat tinggal saya yang lama. Mudah-mudahan dengan adanya semboyan ini, saya lebih bersemangat lagi mengejar impian saya yang dahulu saya fikir akan mustahil saya raih. Usaha, sabar dan doa, adalah kunci meraih kesuksesan dalam meraih impian.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






With Love




4 comments:

Hamasah Uwi said...

Moga tercapai ya mak impiannya ^.^

Dapur Comel Selma said...

aamiin...makasi mak doanya
#peluk
sun sayang buat dede comelnya

Evrinasp said...

aamiin yra, semoga terwujud ya mak, in syaa Allah bisa menguasai bahasa arab, subhanallah mak jadi bisa memaknai Alquran. saya setuju dalam meraih mimpi kita tidak boleh pantang menyerah dan harus selalu semangat

terimakasih atas partisipasinya dalam GA wujudkan impian. salam hangat dari bogor

Dapur Comel Selma said...

aamiiin....aamiiin...
makasi doanya ya mak
iya mak...makasi juga udah diizinkan ikutan