Plecing Kangkung




Bismillah

Bermukim di negeri yang jauh dari negeri sendiri itu membuat banyak sekali hal-hal yang dirindukan. Dan sosok yang paling saya rindukan itu adalah "umi" (panggilan kami kepada ibu). Wajahnya yang senantiasa tersenyum padaku, panggilan sayangnya, logat bicaranya, gerak geriknya dan tentu saja masakannya. Masakan seorang ibu adalah hal yang akan selalu diingat oleh anak. Apalagi ketika sang anak sedang jauh di rantauan orang. Buatan ibu akan menjadi sesuatu yang diidam-idamkan.



Walaupun umi bukanlah seorang koki handal, dan masakannya tidak begitu bervariasi, tapi ada beberapa masakannya yang selalu membuatku terkenang-kenang. Mungkin terlihat simpel saja, namun membekas di hati. Seperti halnya plecing kangkung ini. Plecing kangkung adalah satu-satunya masakan khas bali yang sering umi masak buat kami. Sedari kecil saya suka sekali kangkung, kangkung dan pakis hanyalah sayur yang saya sukai ketika kecil dahulu. Dan meskipun plecing ini lumayan pedas untuk anak seumuran saya, saya sangat menyukainya. Kalau ada sayur ini, bisa nambah nasi melulu, suka sekali. Biasanya umi membuat plecing yang minim cabe khusus buat kami, jadi cabenya buat perasa aja. Ketika kami sudah agak besar barulah umi membuat plecing yang benar-benar pedas, dan tetap saja saya menyukainya. Kangkung rebusnya segar sekali dengan sambal terasi yang wangi. Kangkungnya nggak layu dan masih "kres-kres" ketika dikunyah.



Teringat masa ketika saya remaja, disaat saya belajar memasak kankung plecing ini bersama umi. Saya bagian memotong kangkung dan umi yang membuat sambalnya. Kami saling bercerita diselingi tawa. Kata umi, ini masakan dari bali, kampung yang umi rindukan. Karena umi dulu dari keluarga miskin, mereka lebih sering makan sayur ketimbang lauk. Jadi menu yang sering ada di rumah ya sayuran seperti plecing dan sayuran lalapan lainnya. Sayur dan sambal terasi sedikit beserta nasi hangat sudah nikmat sekali. Umi dari kecil sekali sudah memasak, mengurus adik dan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena nenek dari subuh hingga malam berjualan baju kepada turis-turis yang berwisata ke bali. Ketika menikah, umi dibawa abi (panggilan kami kepada ayah) merantau kesana kemari, dan terakhir kami sekeluarga menetap di pekanbaru. Dan sekarang seperti halnya umi yang terpisah jauh dari ibunya, begitupula denganku. Sudah tahun kelima saya menetap di madinah. Dan mengertilah saya bagaimana perasaan umi yang berjauhan dari sang ibu. Mengerti mengapa beliau jarang sekali bercerita tentang keluarganya, dan mengerti pula mengapa ia selalu menitikkan air mata ketika berbagi kisah tentang ibunya. Ada rindu dan ada sedih disana. Begitupun denganku. Terselip untaian doa kepada umi, agar beliau selalu sehat disana tak kurang sesuatu apapun. Sehingga ketika suatu saat kami bertemu, ia masih bisa tersenyum dan memelukku dengan sayang.



Sedikit tips agar kangkung tidak layu dan berwarna segar hijau. Rebus kangkung di air mendidih hingga matang tapi jangan terlalu lama, lalu tiriskan dan segera siram dengan air es. InsyaAllah kangkungnya akan kelihatan hijau segar. Banyaknya cabe merah dan rawit menyesuaikan dengan selera ya, tapi kalau resep umi menurutku sudah pas sesuai seleraku, hehee. Jangan lupa pilih terasi yang wangi. Jadi plecingnya juga enak.




Resep Plecing Kangkung
Sumber: Dapur Umi

Bahan:

1. 1 ikat kangkung biarkan utuh dan buang akarnya saja (batangnya boleh dibelah)
2. 1 sdt garam
3. 1/2 sdt gula pasir
4. 1 sdm jeruk limau atau jeruk nipis

Bumbu Halus:

1. 6 buah cabe rawit
2. 3 buah cabe merah
3. 1 sdm minyak goreng
4. 2 sdt terasi bakar

Cara Membuat:

1. Didihkan air dan bubuhkan garam. Masukkan kangkung. Masak sebentar saja, tiriskan dan siram dengan air es. Sisihkan.
2. Tumis sebentar bumbu halus, bubuhkan gula, garam. Beri perasan jeruk limau atau jeruk nipis. Aduk dan angkat. 
3. Sajikan kangkung dengan sambal plecing. 

Selamat Mencoba ^_^

(resep ini juga untuk blog ncc http://nccmasakanibuweeks.blogspot.co.id/)




With Love






post signature

2 comments:

Dapur Miranti said...

cakep fotonya mbak

Dapur Comel Selma said...

Makasi mbak 😊
Makasi ya udah berkunjung