Yang sering terlupakan, Taman Kota Pekanbaru dan Pengrajin Rotan

Bismillah

Agak meleset ya postingannya dengan tema dapur. Karena zauji liburan bulan lalu, jadi kami sering jalan-jalan. Jalan di Pekanbaru, Bagan Batu dan juga Medan. Nggak ada bebikinan karena waktu yang sempit cuma sebulan. Sekarang zauji udah di Madinah lagi. Kembali jadi tholib setelah melepas rindu dengan anak istri.


Lupakan edisi baper tadi. Sekarang saya ingin menampilkan tentang taman kota Pekanbaru yang udah ditinggalkan warga. Ada beberapa juga warga yang suka datang pagi-pagi buat menghirup udara segar dan berolahraga. Tapi nggak sebanyak dulu ya. Taman kotanya jadi terbengkalai. Sampah berserakan dimana-mana. Mestinya taman yang indah ini bisa terawat jika kita ada kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Sehingga taman bisa lebih asri lagi. Enak dipakai buat piknik dan foto-foto. Semoga pemerintah kota lebih kembali memperhatikan kondisi taman kota yang memprihatinkan ini ya.


Tentang pengrajin rotan ya. Mendadak saya ingin bercerita soal kerajian rotan ini. Awal mulanya pas membeli mainan kuda-kudaan buat anak-anak sekaligus terapi untuk harits juga. Sekalian cuci mata deh dengan kerajian rotan di pekanbaru. Dulu waktu saya masih smp, saya bersekolah di daerah rumbai. Di sepanjang jalan yos sudarso itu banyak sekali pengrajin rotan. Macam-macam yang dibuat. Kursi meja, tudung saji dan wadah-wadah. Sekarang pengrajin rotannya sudah mulai sedikit. Mungkin karena kurang laku ya. Padahal saya suka sekali kerajianan rotan. Saya fikir jika pengrajin itu lebih kreatif lagi. Misal rotannya coba dicat warna pastel yang lembut feminim dan lebih divariasikan lagi macam kerajiannya, mungkin kerajian rotan bisa lebih eksis lagi. Kan banyak tu di restoran mahal kursi dari rotan.. Keranjang dan wadah dari rotan tapi warna pastel yang cantik dan feminin. Mungkin bisa jadi masukan ya. Pengen juga bisa bikin kerajinan dari rotan. Mana tahu suatu saat bisa belajar. Aamiin.


No comments: