Bismillah

Sebagai wanita melayu semestinya saya pandai membuat roti canai. Eh malah seumur-umur belum pernah nyoba bikin sendiri. Padahal kalau tiap pulang kampung atau uwo yang berkunjung ke rumah, selalu ada yang namanya makan roti canai. Udah jadi makanan wajib kumpul-kumpul. Ada kali ya 9 tahunan nggak pulang kampung ke bengkalis. Kangen keluarga disana, kangen rumahnya atuk, rindu pantai dan aroma laut disana. Walaupun pantai di bengkalis nggak cantik, nggak kayak pantai-pantai di bali (kampung umi), pasirnya item, lautnya juga butek, tapi ikannya enak banged, udangnya juga segar-segar, pokoknya kangeeen banged.

Nah bikin roti canai ini takut-takut juga, soalnya dulu lihat uwo bikin kayaknya susah, ajib aja rasanya kok bisa tipis dan garing gitu hasilnya. Pas buka fbnya mak udo, nampak nisa (keponakan) yang lagi bikin roti canai, ih jadi pengen nyoba jugaaa. Ternyata nggak susah kok. Awalnya saya nipisinnya pakai rolling pin, eh hasilnya malah tebel, pas pakai tangan aja jadinya tipis. Cuma motif obat nyamuknya nggak kentara pas dah dipanggang. Padahal ada loh motifnya,,hmm. Temennya kari ayam, laziz banged. Karinya mirip banged ma kari yang dibikin uwo, resep sendiri aja, cuma kurang jreng warnanya, karena cabenya nggak ada cabe kering atau cabe bubuk. Alhamdulillah zauji komen roti canainya sempurna, mirip yang dijual-jual, senangnya... :D Besok-besok mau bikin lagi, mudah-mudahan next time keliatan jelas motifnya.

Sebenarnya roti canai ini roti khas melayu yang diadaptasi dari india, bedanya ma roti maryam, rotinya lebih gede dan tipis melebar, kalau roti maryam lebih imut dan lingkaran obat nyamuknya keliatan banged. Rasa hampir mirip. Roti canai biasa dimakan dengan kuah kari ayam atau daging. Kalau roti maryam bisa juga dengan toping manis seperti gula, meses dan susu kental manis. Coba buat yuuk.