Perkedel Jagung

Bismillah

Kalau pulang liburan atau mudik ke indonesia, yang paling saya "kangeni" dari masakan umi adalah perkedel jagungnya. Perkedel jagung kami menyebutnya. Sempat dulu beli yang dijual abang gorengan, perkedelnya beda, kebanyakan tepungnya. Selidik punya selidik ternyata itu namanya bakwan jagung, pantes saja beda dengan buatan umi. Perkedel jagung ini memiliki perbandingan telur yang lebih banyak daripada tepung. Jadi jagung manisnya kerasa sekali. Di madinah memang agak sulit mencari jagung manis. Yang dijual di pasar seringnya sudah tua sekali yang untuk dibakar-bakar. Palingan dijual di baqolah. Ini pertama kalinya saya membuat perkedel jagung di madinah. Beli 340 gram jagung manis kalengan seharga 5 real. Lumayan mahal. Padahal kalau di indonesia bisa dapat banyak ya. Waktu makan perkedel ini rasanya senang sekali, serasa pulang kampung saja. Memang masakan bisa membuat kita bernostalgia dengan hal-hal yang berkaitan dengannya. Seperti halnya masakan ibu, seolah-olah memaka olahan tangan ibu. Masakan ini jugalah sebagai pengobat rindu, sehingga bersyukurlah saya yang sempat diajarkan beberapa resep masakan khas umi, walaupun tidak banyak, namun ketika berjauhan begini, semuanya terasa sangat berarti, Resep yang akan terus diturunkan hingga ke cucu. :)

Yang khas dari perkedel jagung ini adalah jagungnya tidak ditumbuk, sengaja dibiarkan utuh saja. Dan penyedap rasanya didapat dari ebi giling ataupun rebon. Tak lupa sedikit cabe dan rempah supaya pedas dan wangi. Serta daun seledri dan bawang perai. Nikmat deh.